Anak-anak di usia
prasekolah lebih mudah untuk diajarkan hidup bersosialisasi.
Persahabatan memegang peranan penting, dan kegiatan yang dilakukan
secara berkelompok merupakan saat yang paling mereka gemari. Pada saat
inilah Anda dapat mengajarkan sifat murah hati pada si kecil, seperti
misalnya berbagi makanan atau bergantian bermain ayunan.
Tentu
saja kita tidak dapat mengharapkan sikap yang konsisten dari anak seusia
ini. Itu hal wajar. Anak-anak usia prasekolah lebih memikirkan dirinya
sendiri. Mereka juga sangat menjaga milik pribadinya sedemikian rupa,
sehingga tidaklah mudah bagi mereka untuk berbagi begitu saja. Mungkin
bagi kita orang dewasa, apalah artinya boneka atau mobil-mobilan, namun
bagi anak-anak benda-benda tersebut sangat berarti, dan mereka akan
menjaga dan mempertahankannya sedemikian rupa karena barang-barang
tersebut merupakan "harta berharga" mereka.
Yang jelas, ada
saat-saat di mana mereka bisa bersikap murah hati. Nah, saat itulah
kesempatan baik bagi Anda untuk memuji dan memberi dukungan atas
kebaikan hati yang mereka lakukan terhadap sesama temannya. Sikap murah
hati adalah salah satu dari buah Roh yang tercatat dalam Galatia 5:22.
Mengajarkan sikap ini, akan membentuk mereka untuk memahami apa yang
diinginkan Tuhan dalam perubahan karakter anak. Jika sejak kecil seorang
anak diajarkan dan terbiasa bersikap murah hati, maka kelak nanti ia
akan tetap melakukannya sebagai salah satu karakternya.
Bagaimana
caranya? Beberapa saran di bawah ini mungkin bisa membantu.
1.
Agar anak dengan mudah meresapi arti kemurahan hati,
Tunjukkan kemurahan
dan kebaikan hati Anda pada orang lain. Ajarkan anak dengan cara
memberi contoh nyata, karena hal ini merupakan cara yang paling efektif.
Misalnya, saat makan siang tanyakan padanya apakah dia mau roti yang
sedang Anda makan dan katakan padanya bila dia mau Anda akan membaginya
separuh. Melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama-sama juga
merupakan salah satu cara yang baik. Misalnya, mencuci mobil atau
menyiram tanaman.
2. Ajarkan ia mengenal kebutuhan orang lain.
Misalnya, saat dia mengatakan ingin cokelat, Anda dapat memintanya untuk
berpikir, kira-kira menurut dia apa yang Anda inginkan. Hal ini akan
membuat anak terbiasa memikirkan bahwa orang lain pun memunyai keinginan
dan keperluan. Dengan cara demikian, secara tidak langsung Anda
mengajarkan anak untuk tidak egois, tidak mementingkan diri sendiri, dan
peka akan kebutuhan orang lain.
3. Ingatkan pula, kita tidak
harus selalu berbagi.
Memang, ada saat di mana kita perlu berbagi,
tetapi ada juga saat tidak perlu berbagi. Sebagai contoh, temannya hanya
dapat meminjam mainannya tetapi tidak berarti dapat membawa mainannya
ke rumahnya.
4. Perlihatkan bahwa Anda tak menyukai sikap egois.
Teguran yang tegas, konsisten, namun tidak kasar, akan mengajarkan pada
anak bahwa di dalam keluarga diterapkan sifat murah hati. Anda dapat
mengatakan padanya, Anda tidak senang melihat dia tidak mengizinkan
adiknya ikut memainkan boneka atau mobil-mobilan miliknya. Katakan, di
dalam keluarga harus dibiasakan memiliki sifat berbagi. Jadi, dia harus
memberi kesempatan kepada adik untuk ikut bermain. Tapi ingat, hindari
memberi hukuman, karena hal tersebut hanya akan membuat dia semakin
membangkang.
5. Jangan lupa beri pujian.
Pada saat anak mau
berbagi, ungkapkan rasa senang dan bangga Anda atas sikap si kecil.
Sikapnya yang manis itu pantas diberi pujian, dan dengan demikian secara
perlahan-lahan sikap baik hati dan murah hati akan melekat pada
dirinya.
6. Memang bukan hal mudah untuk berbagi apa yang kita
miliki dengan orang lain.
Anda pun tidak akan mengizinkan mobil baru
Anda dikendarai oleh tetangga, bukan? Demikian juga halnya dengan si
kecil. Pasti ada mainan-mainan tertentu yang paling digemarinya. Apalagi
kalau mainan tersebut baru saja dibeli. Dalam hal ini, Anda dapat
mengatakan pada si kecil untuk menyimpannya bila ada temannya yang akan
bermain ke rumah dan katakan padanya, dia tidak harus selalu berbagi
semua mainan dengan temannya. Ia bisa memilih mainan yang lain untuk
dapat dimainkan bersama-sama.
7. Salah satu cara lain yang juga
efektif adalah belajar dari teman seusia.
Usahakan agar Anda tidak
selalu melibatkan diri pada saat mereka berebut mainan. Percayalah, pada
akhirnya, dengan sendirinya, anak-anak belajar cara berkompromi karena
mereka akan menyadari bahwa bila mereka egois, maka teman-teman tidak
akan mau bermain dengannya.
8. Bila si kecil bersikeras tidak mau
berbagi dan hal ini merupakan hambatan utama baginya,
selidiki
penyebabnya. Apakah Anda baru saja pindah rumah? Apakah dia baru saja
mulai masuk sekolah (taman bermain)? Atau apakah binatang peliharaan
kesayangannya baru saja mati? Pada masa transisi, sikap posesif
anak-anak akan lebih menonjol. Hal ini disebabkan oleh rasa kehilangan
karena baru saja dia memperoleh sesuatu yang dia sayangi, tiba-tiba dia
harus kehilangan. Beri dukungan dan bersama-sama cari jalan keluar
mengatasi masalah yang mengganggunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar