Senin, 10 September 2012

Seorang Anak Yang Menerima KRISTUS


  Allah telah memanggil kita sebagai teman sekerja-Nya. Marilah kita
  berusaha sebaik-baiknya dengan mengingat:

  1) Anak-anak, yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita -- minat,
    kemampuan dan kebutuhan mereka.
  2) Firman-Nya sebagai sarana untuk menjangkau mereka.
  3) Roh Kudus sebagai sumber kuasa dalam pelayanan bagi mereka.

  Mari kita perhatikan semua ini ketika kita menolong anak-anak
  untuk memahami Firman Allah. Karena melalui pemahaman ini mereka
  akan mengenal Kristus sebagai Juru Selamat, bertumbuh di dalam Dia
  dan melayani Dia.

  Setelah sebuah pelajaran diajarkan dan seorang anak menunjukkan
  bahwa ia hendak menjadi seorang Kristen, lalu bagaimana? Tujuh
  langkah di bawah ini akan membantu Anda mengenai apa yang harus
  dilakukan:

  1. Berbicaralah dengan anak itu sendiri.
  2. Ajukan pertanyaan-pertanyaan kepadanya.
  3. Luangkan waktu. Jangan tergesa-gesa.
  4. Gunakan Alkitab.
  5. Mintalah anak itu berdoa.
  6. Berbicara lebih lanjut dengan dia.
  7. Ingatlah anak itu.

  1. Berbicaralah dengan anak itu sendiri.

    Berbicara dengan seorang anak sendiri memberi kesempatan kepada
    guru untuk mengajukan pertanyaan, untuk membiarkan anak
    mengajukan pertanyaan, dan untuk mengetahui ide yang mungkin
    perlu dijelaskan dalam pemikiran anak itu.

  2. Ajukan pertanyaan-pertanyaan kepadanya.

    Pertanyaan-pertanyaan berikut ini boleh digunakan: Apakah dosa
    itu? Mengapa Yesus mati? Apa yang perlu engkau lakukan untuk
    menjadi seorang Kristen? Bagaimana bunyi ayat ini? Apa artinya?

    Penggunaan pertanyaan menolong kelangsungan percakapan antara
    guru dan anak. Pertanyaan membuat anak memerhatikan apa yang
    sedang dikatakan. Juga, menolong anak itu untuk memikirkan
    sungguh-sungguh apa yang sedang ia lakukan. Selain itu, menolong
    guru mengetahui apakah si anak memahami kebenaran atau tidak.

  3. Luangkan waktu. Jangan tergesa-gesa.

    Diperlukan waktu untuk berbicara dengan anak itu, mendengarkan
    apa yang hendak dikatakannya, mengajukan pertanyaan kepadanya,
    dan menjawab pertanyaannya. Seorang guru boleh saja meminta
    seorang anak untuk mengulangi doa yang diucapkannya kata demi
    kata dan kemudian memberitahu anak tersebut bahwa ia telah
    menjadi seorang Kristen, akan tetapi yang terpenting bukanlah
    supaya anak itu melakukan tindakan-tindakan tertentu, tetapi
    untuk menolong dia mengerti arti kematian Kristus baginya, dan
    untuk menolong dia benar-benar menerima Kristus sebagai
    Juru Selamat.

  4. Gunakan Alkitab.

    Jika ia dapat membaca, ia harus dibiarkan membaca ayat-ayat itu
    sendiri. Jika tidak, guru dapat membacakannya untuk dia.
    Ayat-ayat harus dibaca dan diterangkan satu demi satu. Kalau
    Alkitab yang dibawa oleh anak itu adalah miliknya sendiri, maka
    ayat-ayat dapat digarisbawahi atau dicatat di halaman depan. Hal
    ini akan menolong anak itu menemukan kembali ayat-ayat tersebut.

    Gunakan ayat secukupnya saja. Jika terlalu banyak ayat dipakai,
    anak akan bingung. Guru harus mengetahui beberapa ayat agar dapat
    memakai ayat yang paling cocok untuk setiap murid.

  5. Mintalah anak itu berdoa.

    Jangan heran jika ia berkata, "Saya tidak tahu harus berdoa apa."
    Bicarakan hal itu dengan dia, mungkin dengan menggunakan lagi
    pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah engkau harus memberitahu
    Yesus bahwa engkau menyesal akan dosa-dosamu? Apakah sebaiknya
    engkau memohon Dia untuk mengampunimu? Apakah engkau ingin
    mengatakan kepada-Nya bahwa engkau percaya kematian-Nya -- di
    kayu salib adalah bagimu?

    Setelah beberapa pertanyaan, anak itu mungkin siap untuk berdoa.
    Kalau tidak, ia boleh mengulangi doa guru, kata demi kata. Jika
    ia dan gurunya telah membicarakan semuanya, ia akan mengerti
    dengan lebih baik apa yang sedang diucapkannya. Banyak kali
    setelah pembicaraan pendek dengan guru, maka anak akan merasa
    lebih tenang, dan akan berdoa sendiri.

  6. Berbicara lebih lanjut dengan dia.

    Ajukan pertanyaan lain kepadanya: Apa yang baru saja engkau
    lakukan? Apakah Yesus mengampuni dosa-dosamu? Bagaimana engkau
    tahu? Jika seseorang bertanya kepadamu apakah engkau seorang
    Kristen, bagaimana jawabmu?

    Jikalau kemudian ia berkata, "Bagaimana engkau tahu?" Sarankan
    anak itu untuk menggunakan Alkitabnya ketika ia menjawab
    pertanyaan-pertanyaan ini. Ia dapat membawa Alkitabnya, yang
    merupakan sumber jawaban-jawaban ini, sedangkan gurunya tidak
    selalu mendampingi untuk membantunya.

  7. Ingatlah anak itu.

    Apabila seorang anak menerima Kristus sebagai Juru Selamatnya,
    pekerjaan guru belum selesai. Suatu pekerjaan besar baru saja
    dimulai. Anak tersebut perlu diberi pelajaran. Ia harus
    dikunjungi. Ia perlu belajar berdoa, membaca Alkitabnya, dan
    menjalani kehidupan yang berkenan pada Allah.

    Jangan menyuruh anak yang baru menerima Kristus pergi dengan
    kata-kata, "Sekarang engkau adalah seorang Kristen. Engkau harus
    berdoa dan membaca Alkitabmu setiap hari." Rasul Paulus bahkan
    tidak memperlakukan orang dewasa dengan begitu enteng. Rasul
    Paulus menulis kepada mereka; ia berdoa bagi mereka; ia mengajar
    mereka; ia mengutus orang-orang lain mengunjungi mereka; ia
    sendiri pergi mengunjungi mereka. (contoh, Filipi 1:4; 2:12-23.)

    Anak itu memerlukan seseorang untuk membantu dia dalam menghafal
    ayat Kitab Suci, untuk berdoa bersamanya, untuk kadang-kadang
    bertanya kepadanya, "Apa yang engkau baca dalam Alkitab hari
    ini?" atau "Apa yang engkau lakukan hari ini untuk menunjukkan
    bahwa engkau mengasihi Yesus?"

    Anak itu memerlukan seseorang yang menunjukkan kepadanya apa yang
    harus dibaca di dalam Alkitab. Mungkin ia akan mulai dengan
    beberapa cerita Alkitab kesayangannya. Karena sebelumnya ia telah
    mengenal cerita-cerita itu, maka lebih mudah baginya untuk
    membaca dan memahaminya.

    Ada orang yang mengatakan, "Anak itu sekarang sudah menjadi
    Kristen. Ia dapat dipercayakan kepada Allah, karena sekarang dia
    dibimbing oleh Roh Kudus." Memang, orang Kristen akan dibimbing
    oleh Roh Kudus, tetapi firman Allahlah yang dipakai oleh Roh
    Kudus untuk membimbing orang percaya. Jikalau seseorang tidak
    mengetahui apa yang dikatakan Alkitab, maka sukar baginya untuk
    hidup menurut ajaran-ajaran Alkitab itu.

    Guru juga harus berdoa bagi anak yang telah menerima Kristus.
    Anak itu memerlukan seseorang untuk berdoa tentang
    kesulitan-kesulitan yang dialaminya; mungkin orang-orang lain
    dalam keluarganya bukan Kristen; ia memerlukan seseorang untuk
    berdoa bagi mereka.

    Pelayanan tindak lanjut terhadap seorang anak tidak boleh
    dianggap enteng. Jika orang Kristen baru itu akan mengikuti
    nasihat yang tertulis dalam Kolose 2:6, yaitu "Kamu telah
    menerima Kristus Yesus, Tuhan kita, karena itu hendaklah hidupmu
    tetap di dalam Dia," maka guru yang memenangkan dia harus memikul
    tanggung jawab untuk melakukan apa yang tersirat di dalam Kolose
    2:7. Guru itu harus mengajar petobat baru itu agar ia dapat
    berakar dan teguh dalam Kristus.

    Perhatikan tanggung jawab yang disebutkan dalam ayat di atas dan
    dalam ayat berikut, "Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan
    dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman
    yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah
    dengan syukur. Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu
    dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran
    turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus"
    (Kolose 2:7-8).

    Bagaimana anak yang baru menjadi Kristen itu dapat berakar di
    dalam dan dibangun di atas Kristus jika ia tidak diajar?
    Bagaimana hatinya dapat melimpah dengan syukur jika ia tidak
    diajar? Bagaimana ia akan mengenal filsafat dan kepalsuan dunia
    ini jika ia tidak diajar? Bagaimana ia akan tahu bahwa tindakan,
    perkataan, dan pikirannya menurut Kristus jika ia tidak diajar?
    Siapa yang akan mengajar?

  Ada banyak bagian dalam Perjanjian Baru yang menunjukkan bahwa jalan
  Allah, yaitu jalan yang diikuti rasul Paulus, untuk menjangkau
  orang-orang lain bagi Kristus, bukanlah jenis penginjilan
  "memenangkan mereka dan meninggalkan mereka." (Jika filsafat semacam
  itu dipakai Paulus, maka kita tidak akan memiliki surat-surat
  kiriman Perjanjian Baru!) Beranikah kita memunyai sikap yang
  berlainan dari Paulus terhadap orang-orang yang menerima Kristus
  dalam pelayanan kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar