Apa pesan Yesus untuk kita sebagai orang-orang dewasa sehubungan dengan anak-anak? Dari sepuluh pesan berikut ini, kita dapat melihat cara-cara mengenalkan Yesus kepada anak.
- Yesus menantang kita untuk menjadi pendukung anak-anak.
- Yesus memercayakan anak-anak di bawah asuhan kita, kita harus menerima mereka
- Yesus mengingatkan kita bahwa dia memiliki relasi spesial dengan anak-anak.
- Yesus mengingatkan kita supaya dalam menerima anak, kita benar-benar menerimanya.
- Yesus meminta kita untuk "berubah dan menjadi seperti anak-anak" supaya bisa masuk Kerajaan Surga.
- Yesus menyuruh kita untuk tidak meremehkan anak-anak.
- Yesus memberikan peringatan keras bahwa menyesatkan anak-anak itu mengerikan, lebih baik baginya jika ia ditenggelamkan.
- Yesus berkata, "janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku".
- Yesus mengingatkan kita bahwa Kerajaan Allah dimiliki oleh orang yang seperti anak-anak itu.
- Yesus mengingatkan kita bahwa anak-anak dan bayi-bayi bisa memberikan puji-pujian yang sempurna.
1. Yesus menantang kita untuk menjadi pendukung anak-anak.
Kita harus memerhatikan mereka seperti yang Ia lakukan, dan tidak menghalang-halangi mereka (Markus 10:14). Hal ini dapat berupa:
Kita harus memerhatikan mereka seperti yang Ia lakukan, dan tidak menghalang-halangi mereka (Markus 10:14). Hal ini dapat berupa:
- Anda memperjuangkan kepentingan mereka ketika tidak ada orang lain yang mendukung mereka.
- Anda mendukung mereka ketika mereka mengalami kejadian yang menyenangkan, dengan cara merayakan atau memujinya.
- Anda berjuang agar kepentingan dan kebutuhan anak-anak diprioritaskan dalam agenda gereja Anda.
Dalam konteks yang lebih luas, Anda dapat mendukung anak-anak di seluruh dunia yang mengalami eksploitasi dan kekerasan. Anda dapat berdoa atas nama anak-anak; doa yang terus-menerus, tekun, dan penuh kasih; doa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk masing-masing anak. Apakah kita membela anak-anak dengan cara seperti ini di hadapan Allah?
2. Yesus memercayakan anak-anak di bawah asuhan kita, kita harus menerima mereka (Markus 9:37, BIS).
2. Yesus memercayakan anak-anak di bawah asuhan kita, kita harus menerima mereka (Markus 9:37, BIS).
Menerima tanpa mengeluh, dengan tangan terbuka, dengan senyum. Hal itu menunjukkan rasa bahagia terhadap orang yang Anda sambut. Anak-anak perlu mengalami penerimaan semacam itu dari kita. Bagaimana respons kita terhadap anak-anak ketika kita bertemu mereka di jalan? Apakah kita hanya mengangguk, atau merasa canggung untuk menyapa mereka?
Lalu bagaimana respons mereka terhadap kita? Apakah mereka kegirangan dan mulai mengajak bicara? Apakah mereka membalikkan punggung serta berharap kita tidak melihat mereka? Anak-anak sering merasa tidak diterima dengan tulus di gereja, yaitu dalam hal penyambutan yang dilakukan oleh kaum dewasa. Mereka merasa bahwa orang-orang dewasa tidak tahu bagaimana memperlakukan mereka. Hal ini sangat berlawanan dengan ajaran Yesus yang menyatakan bahwa pembelaan yang tegas dan keras perlu dilakukan atas nama anak-anak kepada pemimpin gereja. Pastikan bahwa sikap mereka sudah berubah. Jika tidak, anak-anak tidak akan datang ke gereja lagi karena mereka merasa tidak diterima dan diinginkan.
3. Yesus mengingatkan kita bahwa dia memiliki relasi spesial dengan anak-anak.
"Kita harus menyambut mereka dalam nama-Nya sebagai wakil-wakil-Nya" (Markus 9:37). Relasi spesial itu berdasarkan pada karakter yang sederhana, percaya dan terbuka. Apakah kita memiliki relasi spesial dengan anak-anak kita seperti Yesus?
Relasi spesial ini bisa ditunjukkan dengan mengingat hari-hari penting (hari ulang tahun), mengirimkan kartu ucapan, dan mengingat apa yang diberitakan selama seminggu dan mengikutinya pada minggu berikutnya. Kita perlu mencari cara kreatif dalam membangun relasi kita dengan anak-anak, agar mereka bisa melihat kualitas relasi mereka dengan kita. Setelah itu, ajak mereka melihat lebih jauh kualitas relasi yang bisa mereka jalin dengan Yesus.
4. Yesus mengingatkan kita supaya dalam menerima anak, kita benar-benar menerimanya.
Jadi, dengan menerima anak-anak, kita menerima Allah, Pribadi yang mengutus Yesus. Oleh karena itu, ketika kita menanggapi seorang anak, berkat Bapa dan sang Putra pun tercurah bagi kita.
Selanjutnya, ketika Anda mendekati dan menyambut seorang anak, ingatlah dia datang dalam nama Yesus dan sambutlah Bapa dan sang Putra. Luar biasa!
5. Yesus meminta kita untuk "berubah dan menjadi seperti anak-anak" supaya bisa masuk Kerajaan Surga (Matius 18:3, BIS).
Supaya kita tahu bagaimana masuk dunia anak-anak, bagaimana menjadi seperti anak-anak, kita harus menyediakan waktu; waktu untuk bermain, mendengar, menonton, dan membaca. Kita harus tahu apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman masa kanak-kanak kita untuk masa sekarang. Hal terpenting adalah kita memiliki sifat-sifat seperti anak-anak: mudah percaya, terbuka, suka berbagi kebahagiaan dan kasih. Hal-hal tersebut dapat sebagai modal pendekatan kita kepada Allah, supaya kita bisa masuk Kerajaan Surga.
6. Yesus menyuruh kita untuk tidak meremehkan anak-anak (Matius 18:10).
"Anak kecil" dalam perikop ini mungkin merujuk pada mereka yang "kecil" dalam iman, namun kebenaran tetap sama. Hanya karena anak-anak itu kecil, tidak berpengalaman, dan selalu diawasi tidak berarti kita bisa merendahkan mereka atau tidak menghiraukan mereka. Nilai-nilai Kerajaan Surga tidak terkait dengan ukuran atau kuasa. Di mata dunia, anak-anak hanya boleh sedikit berpendapat bahkan kadang tidak sama sekali. Oleh karena itu, orang-orang dewasa sangat mudah terjebak memperlakukan mereka sebagai orang-orang yang tidak terlalu penting.
7. Yesus memberikan peringatan keras bahwa menyesatkan anak-anak itu mengerikan, lebih baik baginya jika ia ditenggelamkan (Matius 18:6).
Sekali lagi "anak kecil" di sini mungkin tidak secara spesifik merujuk pada anak-anak, tapi pada kebenaran. Menyesatkan anak bisa dilakukan dengan sangat mudah, sangat halus. Jika orang dewasa tergelincir, anak yang melihatnya akan tergelincir juga.
Sebagai pendukung anak-anak, kita memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Bagaimana kita memberi contoh kepada anak-anak layan kita? Kita harus meneladani Kristus. Seorang anak perlu melihat kita dan seseorang yang menjadikan hubungannya dengan Kristus sebagai hal yang terutama. Seseorang yang menjadikan firman Tuhan sebagai pusat dari doa dan pertolongannya. Mereka juga membutuhkan seseorang yang memunyai banyak waktu untuk mereka dan mengerti mereka. Mereka memerlukan seseorang yang akan membela mereka dan berjuang untuk mereka. Mereka membutuhkan seseorang yang bisa bermain dan bersenang-senang dengan mereka. Mereka membutuhkan seseorang yang nyata, yang bisa membuat kesalahan, yang bisa tergelincir dan jatuh. Sekaligus orang yang bisa menyadari dan mengakui kesalahan, minta maaf, dan mulai mencoba lagi. Mereka membutuhkan seseorang yang bisa melihat sosok Yesus dan menyadari bahwa dia dapat mengubah hidup mereka sehingga ia pantas dicontoh.
8. Yesus berkata, "janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku" (Matius 19:4).
Keduanya merupakan suatu sukacita sekaligus tanggung jawab. Sukacita karena tangan Yesus selalu terbuka untuk anak-anak. Sebanyak apa pun yang datang, tetap masih ada tempat untuk lebih banyak anak-anak lagi. Kadang-kadang, kita mungkin lebih banyak memedulikan diri sendiri, tapi kita pun harus meneladani Yesus. Kita harus bersedia mengesampingkan kepentingan diri sendiri dan menyertai anak-anak kita. Kita harus meyakinkan orang-orang tua kita bahwa aturan seperti: "Kamu harus begini", "Di gereja tidak boleh begitu", "Kamu harus belajar begini", tidaklah menghalang-halangi anak-anak. Kita harus yakin dengan nada suara kita, ekspresi wajah kita, tingkah laku kita untuk tidak menyesatkan anak. Bagaimana kita melakukannya? "Menjadi seperti seorang anak", kata Yesus, berarti memandang diri kita seperti seorang anak dan selanjutnya Anda tidak akan menjadi penghalang.
9. Yesus mengingatkan kita bahwa Kerajaan Allah dimiliki oleh orang yang seperti anak-anak itu (Matius 19:14, VMD).
"Mereka yang seperti anak-anak" adalah mereka yang benar-benar berkarakter seperti anak-anak. Sederhana, rendah hati, percaya, dan terbuka. Dengan demikian, kita bukan hanya masuk ke dalam Kerajaan Surga, tapi juga memilikinya. Kerajaan itu menjadi milik kita. "Menjadi milik" sering dikonotasikan "ini milikku". Setelah kita berkarakter seperti anak-anak kita bisa berkata, "Ini bisa jadi milikmu, datang dan lihatlah".
Bagaimana kita bisa membagikan kasih karunia yang besar ini dengan anak-anak kita? Bagaimana kita bisa membuat Injil menjadi "menarik"? Bagi pelayan anak-anak, sumber bahan mengajar yang baik, pendekatan yang kreatif untuk menyampaikan bahan Alkitabiah, dan suasana yang kasih, hangat dan akrab tentu saja sangat penting. Mengenal anak-anak, kelebihan-kelebihan dan kebutuhan-kebutuhan mereka sangat penting. Yang terpenting, kita berbagi kasih kepada sesama. Jika kita memiliki karakter yang membuat kita bisa masuk Kerajaan Surga, anak-anak bisa melihat Yesus dalam kita. Saat Allah menunjukkan kasih-Nya yang menyelamatkan dunia, Dia tidak memberikan buku-buku atau mengadakan kegiatan-kegiatan. Dia mengutus orang yang benar-benar hidup, bisa bernapas, penuh kasih, dan penyayang.
Kegiatan-kegiatan yang kita buat bisa menjadi cara yang bagus, tapi anak-anak dapat melihat dan merasakan iman yang hidup hanya bisa melalui relasi kita dengan mereka.
10. Yesus mengingatkan kita bahwa anak-anak dan bayi-bayi bisa memberikan puji-pujian yang sempurna (Matius 21:16).
Kita tidak perlu menunggu mereka besar, untuk menjadi "dewasa". Ayat ini adalah suatu penegasan yang kuat dan positif sehubungan dengan keseluruhan persembahan anak kepada Allah. Ini tidak membutuhkan pendewasaan dan pemurnian. Ini adalah "pujian yang sempurna". Ini juga suatu peringatan keras bagi kita yang harus mengubah atau "memperbaiki" persembahan anak kepada Allah.
Setiap kali kita mengajak anak-anak datang dalam ibadah di gereja, apakah kita melihat mereka lebih "ditoleransi" daripada "disambut"? Sebagai orang dewasa kita mungkin perlu mengajarkan kebenaran ayat tersebut. Ibadah umum bukanlah pilihan, ibadah umum adalah perwujudan kesatuan kita sebagai keluarga Allah. Masing-masing kelompok usia harus diberi kesempatan untuk terlibat atau berkontribusi. Setiap orang dan persembahan harus diakui sebagai bagian yang sama-sama penting di mata Allah.
Memerhatikan kembali kesepuluh poin di atas secara rutin sangat tepat untuk membangun relasi kita dengan anak-anak dan mengasuh mereka. Dengan demikian, kita bisa mengetahui apakah kita mengikuti rekomendasi dan perintah Yesus berkaitan dengan anak-anak atau tidak
Lalu bagaimana respons mereka terhadap kita? Apakah mereka kegirangan dan mulai mengajak bicara? Apakah mereka membalikkan punggung serta berharap kita tidak melihat mereka? Anak-anak sering merasa tidak diterima dengan tulus di gereja, yaitu dalam hal penyambutan yang dilakukan oleh kaum dewasa. Mereka merasa bahwa orang-orang dewasa tidak tahu bagaimana memperlakukan mereka. Hal ini sangat berlawanan dengan ajaran Yesus yang menyatakan bahwa pembelaan yang tegas dan keras perlu dilakukan atas nama anak-anak kepada pemimpin gereja. Pastikan bahwa sikap mereka sudah berubah. Jika tidak, anak-anak tidak akan datang ke gereja lagi karena mereka merasa tidak diterima dan diinginkan.
3. Yesus mengingatkan kita bahwa dia memiliki relasi spesial dengan anak-anak.
"Kita harus menyambut mereka dalam nama-Nya sebagai wakil-wakil-Nya" (Markus 9:37). Relasi spesial itu berdasarkan pada karakter yang sederhana, percaya dan terbuka. Apakah kita memiliki relasi spesial dengan anak-anak kita seperti Yesus?
Relasi spesial ini bisa ditunjukkan dengan mengingat hari-hari penting (hari ulang tahun), mengirimkan kartu ucapan, dan mengingat apa yang diberitakan selama seminggu dan mengikutinya pada minggu berikutnya. Kita perlu mencari cara kreatif dalam membangun relasi kita dengan anak-anak, agar mereka bisa melihat kualitas relasi mereka dengan kita. Setelah itu, ajak mereka melihat lebih jauh kualitas relasi yang bisa mereka jalin dengan Yesus.
4. Yesus mengingatkan kita supaya dalam menerima anak, kita benar-benar menerimanya.
Jadi, dengan menerima anak-anak, kita menerima Allah, Pribadi yang mengutus Yesus. Oleh karena itu, ketika kita menanggapi seorang anak, berkat Bapa dan sang Putra pun tercurah bagi kita.
Selanjutnya, ketika Anda mendekati dan menyambut seorang anak, ingatlah dia datang dalam nama Yesus dan sambutlah Bapa dan sang Putra. Luar biasa!
5. Yesus meminta kita untuk "berubah dan menjadi seperti anak-anak" supaya bisa masuk Kerajaan Surga (Matius 18:3, BIS).
Supaya kita tahu bagaimana masuk dunia anak-anak, bagaimana menjadi seperti anak-anak, kita harus menyediakan waktu; waktu untuk bermain, mendengar, menonton, dan membaca. Kita harus tahu apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman masa kanak-kanak kita untuk masa sekarang. Hal terpenting adalah kita memiliki sifat-sifat seperti anak-anak: mudah percaya, terbuka, suka berbagi kebahagiaan dan kasih. Hal-hal tersebut dapat sebagai modal pendekatan kita kepada Allah, supaya kita bisa masuk Kerajaan Surga.
6. Yesus menyuruh kita untuk tidak meremehkan anak-anak (Matius 18:10).
"Anak kecil" dalam perikop ini mungkin merujuk pada mereka yang "kecil" dalam iman, namun kebenaran tetap sama. Hanya karena anak-anak itu kecil, tidak berpengalaman, dan selalu diawasi tidak berarti kita bisa merendahkan mereka atau tidak menghiraukan mereka. Nilai-nilai Kerajaan Surga tidak terkait dengan ukuran atau kuasa. Di mata dunia, anak-anak hanya boleh sedikit berpendapat bahkan kadang tidak sama sekali. Oleh karena itu, orang-orang dewasa sangat mudah terjebak memperlakukan mereka sebagai orang-orang yang tidak terlalu penting.
7. Yesus memberikan peringatan keras bahwa menyesatkan anak-anak itu mengerikan, lebih baik baginya jika ia ditenggelamkan (Matius 18:6).
Sekali lagi "anak kecil" di sini mungkin tidak secara spesifik merujuk pada anak-anak, tapi pada kebenaran. Menyesatkan anak bisa dilakukan dengan sangat mudah, sangat halus. Jika orang dewasa tergelincir, anak yang melihatnya akan tergelincir juga.
Sebagai pendukung anak-anak, kita memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Bagaimana kita memberi contoh kepada anak-anak layan kita? Kita harus meneladani Kristus. Seorang anak perlu melihat kita dan seseorang yang menjadikan hubungannya dengan Kristus sebagai hal yang terutama. Seseorang yang menjadikan firman Tuhan sebagai pusat dari doa dan pertolongannya. Mereka juga membutuhkan seseorang yang memunyai banyak waktu untuk mereka dan mengerti mereka. Mereka memerlukan seseorang yang akan membela mereka dan berjuang untuk mereka. Mereka membutuhkan seseorang yang bisa bermain dan bersenang-senang dengan mereka. Mereka membutuhkan seseorang yang nyata, yang bisa membuat kesalahan, yang bisa tergelincir dan jatuh. Sekaligus orang yang bisa menyadari dan mengakui kesalahan, minta maaf, dan mulai mencoba lagi. Mereka membutuhkan seseorang yang bisa melihat sosok Yesus dan menyadari bahwa dia dapat mengubah hidup mereka sehingga ia pantas dicontoh.
8. Yesus berkata, "janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku" (Matius 19:4).
Keduanya merupakan suatu sukacita sekaligus tanggung jawab. Sukacita karena tangan Yesus selalu terbuka untuk anak-anak. Sebanyak apa pun yang datang, tetap masih ada tempat untuk lebih banyak anak-anak lagi. Kadang-kadang, kita mungkin lebih banyak memedulikan diri sendiri, tapi kita pun harus meneladani Yesus. Kita harus bersedia mengesampingkan kepentingan diri sendiri dan menyertai anak-anak kita. Kita harus meyakinkan orang-orang tua kita bahwa aturan seperti: "Kamu harus begini", "Di gereja tidak boleh begitu", "Kamu harus belajar begini", tidaklah menghalang-halangi anak-anak. Kita harus yakin dengan nada suara kita, ekspresi wajah kita, tingkah laku kita untuk tidak menyesatkan anak. Bagaimana kita melakukannya? "Menjadi seperti seorang anak", kata Yesus, berarti memandang diri kita seperti seorang anak dan selanjutnya Anda tidak akan menjadi penghalang.
9. Yesus mengingatkan kita bahwa Kerajaan Allah dimiliki oleh orang yang seperti anak-anak itu (Matius 19:14, VMD).
"Mereka yang seperti anak-anak" adalah mereka yang benar-benar berkarakter seperti anak-anak. Sederhana, rendah hati, percaya, dan terbuka. Dengan demikian, kita bukan hanya masuk ke dalam Kerajaan Surga, tapi juga memilikinya. Kerajaan itu menjadi milik kita. "Menjadi milik" sering dikonotasikan "ini milikku". Setelah kita berkarakter seperti anak-anak kita bisa berkata, "Ini bisa jadi milikmu, datang dan lihatlah".
Bagaimana kita bisa membagikan kasih karunia yang besar ini dengan anak-anak kita? Bagaimana kita bisa membuat Injil menjadi "menarik"? Bagi pelayan anak-anak, sumber bahan mengajar yang baik, pendekatan yang kreatif untuk menyampaikan bahan Alkitabiah, dan suasana yang kasih, hangat dan akrab tentu saja sangat penting. Mengenal anak-anak, kelebihan-kelebihan dan kebutuhan-kebutuhan mereka sangat penting. Yang terpenting, kita berbagi kasih kepada sesama. Jika kita memiliki karakter yang membuat kita bisa masuk Kerajaan Surga, anak-anak bisa melihat Yesus dalam kita. Saat Allah menunjukkan kasih-Nya yang menyelamatkan dunia, Dia tidak memberikan buku-buku atau mengadakan kegiatan-kegiatan. Dia mengutus orang yang benar-benar hidup, bisa bernapas, penuh kasih, dan penyayang.
Kegiatan-kegiatan yang kita buat bisa menjadi cara yang bagus, tapi anak-anak dapat melihat dan merasakan iman yang hidup hanya bisa melalui relasi kita dengan mereka.
10. Yesus mengingatkan kita bahwa anak-anak dan bayi-bayi bisa memberikan puji-pujian yang sempurna (Matius 21:16).
Kita tidak perlu menunggu mereka besar, untuk menjadi "dewasa". Ayat ini adalah suatu penegasan yang kuat dan positif sehubungan dengan keseluruhan persembahan anak kepada Allah. Ini tidak membutuhkan pendewasaan dan pemurnian. Ini adalah "pujian yang sempurna". Ini juga suatu peringatan keras bagi kita yang harus mengubah atau "memperbaiki" persembahan anak kepada Allah.
Setiap kali kita mengajak anak-anak datang dalam ibadah di gereja, apakah kita melihat mereka lebih "ditoleransi" daripada "disambut"? Sebagai orang dewasa kita mungkin perlu mengajarkan kebenaran ayat tersebut. Ibadah umum bukanlah pilihan, ibadah umum adalah perwujudan kesatuan kita sebagai keluarga Allah. Masing-masing kelompok usia harus diberi kesempatan untuk terlibat atau berkontribusi. Setiap orang dan persembahan harus diakui sebagai bagian yang sama-sama penting di mata Allah.
Memerhatikan kembali kesepuluh poin di atas secara rutin sangat tepat untuk membangun relasi kita dengan anak-anak dan mengasuh mereka. Dengan demikian, kita bisa mengetahui apakah kita mengikuti rekomendasi dan perintah Yesus berkaitan dengan anak-anak atau tidak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar