Rabu, 22 Februari 2012

MENGAJARKAN KEMURAHAN HATI KEPADA ANAK

Anak-anak di usia prasekolah lebih mudah untuk diajarkan hidup bersosialisasi. Persahabatan memegang peranan penting, dan kegiatan yang dilakukan secara berkelompok merupakan saat yang paling mereka gemari. Pada saat inilah Anda dapat mengajarkan sifat murah hati pada si kecil, seperti misalnya berbagi makanan atau bergantian bermain ayunan.

Tentu saja kita tidak dapat mengharapkan sikap yang konsisten dari anak seusia ini. Itu hal wajar. Anak-anak usia prasekolah lebih memikirkan dirinya sendiri. Mereka juga sangat menjaga milik pribadinya sedemikian rupa, sehingga tidaklah mudah bagi mereka untuk berbagi begitu saja. Mungkin bagi kita orang dewasa, apalah artinya boneka atau mobil-mobilan, namun bagi anak-anak benda-benda tersebut sangat berarti, dan mereka akan menjaga dan mempertahankannya sedemikian rupa karena barang-barang tersebut merupakan "harta berharga" mereka.

Yang jelas, ada saat-saat di mana mereka bisa bersikap murah hati. Nah, saat itulah kesempatan baik bagi Anda untuk memuji dan memberi dukungan atas kebaikan hati yang mereka lakukan terhadap sesama temannya. Sikap murah hati adalah salah satu dari buah Roh yang tercatat dalam Galatia 5:22. Mengajarkan sikap ini, akan membentuk mereka untuk memahami apa yang diinginkan Tuhan dalam perubahan karakter anak. Jika sejak kecil seorang anak diajarkan dan terbiasa bersikap murah hati, maka kelak nanti ia akan tetap melakukannya sebagai salah satu karakternya.

Bagaimana caranya? Beberapa saran di bawah ini mungkin bisa membantu.

1. Agar anak dengan mudah meresapi arti kemurahan hati, 
Tunjukkan kemurahan dan kebaikan hati Anda pada orang lain. Ajarkan anak dengan cara memberi contoh nyata, karena hal ini merupakan cara yang paling efektif. Misalnya, saat makan siang tanyakan padanya apakah dia mau roti yang sedang Anda makan dan katakan padanya bila dia mau Anda akan membaginya separuh. Melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama-sama juga merupakan salah satu cara yang baik. Misalnya, mencuci mobil atau menyiram tanaman.

2. Ajarkan ia mengenal kebutuhan orang lain. 
Misalnya, saat dia mengatakan ingin cokelat, Anda dapat memintanya untuk berpikir, kira-kira menurut dia apa yang Anda inginkan. Hal ini akan membuat anak terbiasa memikirkan bahwa orang lain pun memunyai keinginan dan keperluan. Dengan cara demikian, secara tidak langsung Anda mengajarkan anak untuk tidak egois, tidak mementingkan diri sendiri, dan peka akan kebutuhan orang lain.

3. Ingatkan pula, kita tidak harus selalu berbagi.
Memang, ada saat di mana kita perlu berbagi, tetapi ada juga saat tidak perlu berbagi. Sebagai contoh, temannya hanya dapat meminjam mainannya tetapi tidak berarti dapat membawa mainannya ke rumahnya.

4. Perlihatkan bahwa Anda tak menyukai sikap egois. 
Teguran yang tegas, konsisten, namun tidak kasar, akan mengajarkan pada anak bahwa di dalam keluarga diterapkan sifat murah hati. Anda dapat mengatakan padanya, Anda tidak senang melihat dia tidak mengizinkan adiknya ikut memainkan boneka atau mobil-mobilan miliknya. Katakan, di dalam keluarga harus dibiasakan memiliki sifat berbagi. Jadi, dia harus memberi kesempatan kepada adik untuk ikut bermain. Tapi ingat, hindari memberi hukuman, karena hal tersebut hanya akan membuat dia semakin membangkang.

5. Jangan lupa beri pujian. 
Pada saat anak mau berbagi, ungkapkan rasa senang dan bangga Anda atas sikap si kecil. Sikapnya yang manis itu pantas diberi pujian, dan dengan demikian secara perlahan-lahan sikap baik hati dan murah hati akan melekat pada dirinya.

6. Memang bukan hal mudah untuk berbagi apa yang kita miliki dengan orang lain. 
Anda pun tidak akan mengizinkan mobil baru Anda dikendarai oleh tetangga, bukan? Demikian juga halnya dengan si kecil. Pasti ada mainan-mainan tertentu yang paling digemarinya. Apalagi kalau mainan tersebut baru saja dibeli. Dalam hal ini, Anda dapat mengatakan pada si kecil untuk menyimpannya bila ada temannya yang akan bermain ke rumah dan katakan padanya, dia tidak harus selalu berbagi semua mainan dengan temannya. Ia bisa memilih mainan yang lain untuk dapat dimainkan bersama-sama.

7. Salah satu cara lain yang juga efektif adalah belajar dari teman seusia. 
Usahakan agar Anda tidak selalu melibatkan diri pada saat mereka berebut mainan. Percayalah, pada akhirnya, dengan sendirinya, anak-anak belajar cara berkompromi karena mereka akan menyadari bahwa bila mereka egois, maka teman-teman tidak akan mau bermain dengannya.

8. Bila si kecil bersikeras tidak mau berbagi dan hal ini merupakan hambatan utama baginya, 
selidiki penyebabnya. Apakah Anda baru saja pindah rumah? Apakah dia baru saja mulai masuk sekolah (taman bermain)? Atau apakah binatang peliharaan kesayangannya baru saja mati? Pada masa transisi, sikap posesif anak-anak akan lebih menonjol. Hal ini disebabkan oleh rasa kehilangan karena baru saja dia memperoleh sesuatu yang dia sayangi, tiba-tiba dia harus kehilangan. Beri dukungan dan bersama-sama cari jalan keluar mengatasi masalah yang mengganggunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar