Senin, 14 Oktober 2013

Perkembangan Iman Anak (III)

Hal penting dalam perkembangan iman anak adalah bagaimana mereka mengenal firman Tuhan dan menerapkannya dalam kehidupan mereka. Perkembangan iman anak harus dimulai sejak usia dini, bahkan sejak bayi.

Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. (Mazmur 119:105)

MENJANGKAU ANAK BATITA DENGAN FIRMAN TUHAN

Saat ini adalah waktu untuk Alkitab. Artinya, anak-anak saya duduk di sofa dengan selimut mereka dan siap untuk tidur siang. Saya membacakan cerita tentang Nuh. Ketika saya tiba pada bagian ketika Nuh memasukkan binatang ke bahteranya, saya berhenti dan bertanya, "Bagaimana rasanya ada di atas kapal dengan semua binatang itu?" Anak-anak saya mengangkat bahunya. Lalu, saya menarik selimut mereka dan meminta mereka untuk turun dari sofa sambil berkata, "Ayo, ambil semua boneka hewan yang kalian punya dan bawa kemari, kita akan cari tahu seperti apa rasanya!" Dengan ceria, mereka melakukan apa yang saya minta dan sesaat kemudian, sofa itu seperti sebuah kapal yang mengambang di ruang tamu dengan "makhluk" kecil dan besar di atasnya.

1. Mulai dengan Bermain

Batita suka bermain. Oleh karena itu, ketika Anda menggabungkan imajinasi dan kegembiraan ketika belajar Alkitab, itu akan membantu anak-anak mengembangkan keinginan untuk belajar. Pertama-tama, Anda bisa membeli Alkitab yang sesuai dengan usia mereka. Dimulai dengan versi batita dan maju ke arah anak-anak belajar Alkitab. Pastikan untuk menambah tingkat kesenangan dalam membaca Alkitab. Ini mungkin berarti menggunakan "aktor" untuk menghidupkan kembali kisah Daud dan Goliat. Saya selalu menikmati membaca tugas "baca di rumah" yang anak-anak dapat dari sekolah minggu. Kadang, saya mengubah beberapa kata ganti orang dengan nama anak-anak saya sendiri agar mereka tahu hubungan firman Tuhan dengan dirinya.

2. Belajar Ayat-Ayat dalam Alkitab

Banyak orang tua yang mungkin bertanya-tanya berapa banyak pemahaman anak yang terbentuk pada usia dini. Sebuah studi baru di Indiana University telah menemukan bahwa anak-anak dapat memahami kata-kata lebih cepat dari yang diduga sebelumnya. Saya mulai mengajarkan ayat hafalan kepada anak-anak saya di usia dini dengan menggunakan gerakan tubuh. Misalnya, ketika membaca "Pada mulanya Allah menciptakan langit ...," saya akan berdiri di atas kaki saya dan mengangkat tangan tinggi-tinggi. Untuk frasa, "... dan bumi," saya akan jongkok dan menyentuh lantai. Kemudian, ketika anak-anak saya bisa berbicara, saya akan mengulangi ayat, tetapi mengosongkan kata-kata kunci bagi mereka untuk mereka isi.

3. Melakukan Firman Tuhan

Mengajari anak untuk mencintai Alkitab melibatkan pula teladan Anda di luar rumah dengan anak-anak kecil. Anak-anak dan saya mengambil perjalanan setiap hari Kamis ke rumah para pensiunan. Di sana, kami membagikan bunga kepada mereka. Suatu hari, ketika ibu saya mengambil tanaman mekar untuk nenek di rumah sakit, di luar dugaannya, anak saya mulai mengambil beberapa tangkai bunga dan memberikannya kepada pasien yang lain di rumah sakit itu. Baginya, itu adalah sebuah kesempatan untuk menunjukkan kebaikan, seperti yang dilakukan orang Samaria yang baik hati dalam Alkitab.

4. Ide-Ide yang Lain
  • Selain berdoa dan membaca Alkitab, dampingi anak-anak sebelum tidur pada malam hari dengan menyanyikan lagu pujian kepada Allah.
  • Ketika bercerita, Anda bisa menggunakan pakaian seperti tokoh-tokoh Alkitab.
  • Mintalah anak-anak menceritakan hal-hal dalam Alkitab yang sudah mereka lakukan

JANGAN HALANGI ANAK ANDA UNTUK DATANG KEPADA ALLAH

Jangan halangi anak Anda untuk datang kepada Allah. Jadilah jendela bagi Allah dan bukan cermin bagi diri sendiri.

"Saya tidak akan pernah mengikut Kristus. Ayah saya adalah seorang pendeta yang telah berlaku kejam kepada saya dan saya menolak untuk menginjakkan kaki saya di gereja," putri seorang pengkhotbah membuka rahasia.

Anda dapat menjadi jembatan terbesar yang menuju kepada Allah bagi anak-anak Anda. Atau, Anda dapat menjadi penghalang terbesar bagi anak Anda untuk datang kepada Allah.

Ada orang tua yang melarang anak-anaknya yang berkelakuan buruk untuk ikut dalam persekutuan kaum muda di gereja. Betapa bodohnya mereka! Mengapa orang tua justru menjauhkan anaknya dari hadirat Allah ketika anaknya itu berkelakuan buruk? Kapan pun seorang anak berkelakuan buruk, ajaklah anak itu untuk menyembah dalam hadirat Tuhan bersama sebanyak mungkin teman mereka yang saleh.

Saya memastikan bahwa perkataan, sikap, dan tindakan saya tidak akan menyebabkan anak saya tersandung dalam perburuan mereka akan Allah. Saya rindu bahwa gairah saya yang menyala-nyala akan Allah akan menyalakan api dalam diri mereka bagi Dia.

Saya ingin mengakui dan menyingkirkan kesalahan serta dosa-dosa saya sehingga saya menjadi jalan kepada Allah Bapa bagi anak-anak saya, bukan jalan buntu bagi perburuan anak saya akan Allah.

Saya rindu menjadi lampu hijau, bukan lampu merah dalam perjalanan rohani anak saya. Kerinduan kita bagi anak kita perlu menjadi warisan dan peninggalan rohani yang penuh kuasa sehingga mereka melakukan perkara-perkara yang lebih besar dalam Kerajaan Allah dibandingkan yang pernah kita lakukan. Saya ingin ada lebih banyak tanda ajaib yang menyertai mereka dibandingkan yang pernah saya alami. Saya rindu pelayanan mereka kepada orang lain jauh melebihi apa yang pernah saya lakukan atau bayangkan.

Bila Anda menjadi penghalang bagi anak Anda untuk datang kepada Allah, rendahkanlah hati Anda seperti yang dilakukan Kristus. Janganlah menjadi penghalang supaya anak Anda didorong dan dibantu datang kepada Allah Bapa melalui kehidupan Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar