Rabu, 17 Oktober 2012

MENGEMBANGKAN TALENTA DAN KARUNIA

Sebagai orang tua atau guru, Anda tidak hanya ingin membantu anak belajar mengintegrasikan pekerjaan dalam kehidupan mereka. Anda juga ingin membantu mereka untuk mengembangkan minat, talenta, karunia, dan bakat tertentu yang Allah berikan kepada mereka. Bagaimana cara untuk membantu anak-anak mengeksplorasi dan mengembangkan kemampuan mereka?

1. Bantu Anak Menemukan Talentanya

Dalam jiwa anak, terdapat bakat tertentu yang akan muncul dan berkembang menjadi talenta dan karunia. Allah telah melakukan tugas-Nya dan tugas Anda adalah mengajak mereka untuk terlibat dalam berbagai pengalaman, sehingga Anda dan anak dapat mengetahui apa yang ia hargai, kuasai, dan suka lakukan.

Ayah saya sendiri, yang kini pensiun, sangat terampil dalam hal elektronika radio. Beliau telah menggeluti dunia radio sejak kecil. Dalam Perang Dunia II, ayah saya bertugas di bagian radio Angkatan Laut AS. Beliau membesarkan empat anak dengan keahliannya. Jika Anda berada di Utara bagian timur California dan bisnis Anda memunyai masalah radio yang tidak bisa diperbaiki siapa pun, panggil saja Jack Townsend.

Ayah mengajak saya ke tokonya, menunjukkan apa yang beliau lakukan, dan mengizinkan saya melakukan pekerjaan paruh waktu. Ayah membantu saya mencoba bidang elektronika, untuk melihat apakah saya memiliki kemampuan dalam bidang tersebut. Ternyata tidak. Dia dan saya sama-sama menemukan bahwa saya memiliki sedikit bakat atau minat dalam bidang radio maupun teknis.

Namun, waktu saya masih SMP, kami berbicara tentang pekerjaan, dan dia berkata, "Kamu dapat membangun hubungan yang baik dengan banyak orang. Bagaimana kalau kamu menjadi seorang pengacara?" Walau akhirnya saya tidak banyak melakukan hal yang berkaitan dengan menjadi pengacara (kecuali memiliki koleksi lelucon tentang pengacara), tetapi pernyataan ayah itu bergaung dalam diri saya.

Melalui sekolah perguruan tinggi, pekerjaan, dan pendidikan pascasarjana, saya mulai tertarik dengan profesi yang melayani. Saya memasuki berbagai bidang untuk sampai ke sana, melibatkan diri dalam organisasi pendamping gereja, melayani penuh waktu, melayani di ladang misi, dan mengatur kelompok rumah, sampai akhirnya saya berkecimpung di bidang konseling.

Dalam keterlibatannya yang tidak mendikte, Ayah membantu saya menemukan apa yang saya sukai. Meskipun saya bukan orang teknis, saya menyukai aspek teknis dalam profesi saya: rincian teologi dan penelitian psikologis. Tapi saya senang, dunia telah terhindar dari keterlibatan saya dalam dunia teknis Ayah.

Sejak usia dini, anak-anak akan mendapatkan keuntungan dari lingkungan yang kaya stimulus: lingkungan yang di dalamnya terdapat beragam kegiatan dan anak-anak dilibatkan sesuai dengan tingkat perkembangan mereka. Sebelum usia sekolah, milikilah mainan interaktif dan perlengkapan seni yang akan membantu anak untuk berimajinasi dan mencipta. Saat mereka bertambah besar, jangan hanya mengenalkan mereka dengan kegiatan sekolah, tetapi juga olahraga, kesenian, ilmu pengetahuan, keterlibatan di gereja, dan membantu orang lain. Tugas-tugas bermain ini adalah awal dari apa yang akhirnya akan menjadi tugas dalam suatu pekerjaan. Anak Anda bekerja dengan bermain. Buatlah struktur-struktur ekstrakurikuler yang sehat dan baru menjadi norma di dalam keluarga Anda. Ini adalah waktunya untuk mengajak dan memberi dorongan.

Saya mengenal sebuah keluarga yang memiliki tiga anak perempuan. Keluarga ini yang memiliki pola, yaitu masing-masing anak mencoba satu olahraga, aktivitas, atau kegiatan seni yang berbeda setiap tahun. Ketika mereka lebih besar, anak-anak ini telah berfokus pada hal-hal yang mereka sukai. Di saat mereka SMP, mereka sudah pernah melakukan sepak bola, basket, bisbol, renang, golf, catur, tenis, balet, piano, menyanyi, kegiatan amal, dll.. Tidaklah mengherankan bahwa ketiga anak perempuan ini dapat menjadi pengasuh anak yang bertanggung jawab, dengan kebiasaan kerja yang solid dan sangat diinginkan di lingkungan dan masyarakat mereka.

2. Tantang Anak untuk Mengembangkan Talentanya


Ajaklah anak Anda untuk menemukan minat mereka. Ketika mereka telah memusatkan diri pada suatu minat tertentu, menginvestasikan waktu dan energi mereka di dalamnya, tantanglah mereka untuk mengembangkan talenta mereka. Kemudian mereka akan terlibat dalam kegiatan yang mereka nikmati dan melakukannya dengan baik. Dengan itu, mereka dapat memiliki keterlibatan seumur hidup. Bantulah mereka untuk memperdalam keterlibatan dan penguasaan mereka.

Minat saja tidak akan menyebabkan anak Anda mengembangkan kompetensi dalam bidang yang mereka pilih. Pada umumnya, anak-anak tidak memiliki struktur internal untuk bekerja pada tugas tertentu. Mereka membutuhkan struktur orang tua untuk membantu mereka dalam menjadwal, memusatkan diri, dan semakin berkembang dalam bidang yang telah mereka pilih, sampai struktur itu menjadi bagian dari diri mereka.

Beberapa orang tua sering dituntun oleh tingkat minat anak-anak mereka. Mereka merasa jika anak bosan dengan beberapa aktivitas, itu adalah tanda bahwa dia perlu pindah ke sesuatu yang lain. Hal tersebut hanya bermanfaat pada masa-masa awal usia anak. Misalnya, anak prasekolah mungkin perlu untuk beralih dari karya seni ke menyanyi, lalu ke cerita karena ia tidak bisa konsentrasi pada apa pun untuk waktu yang lama. Namun, anak-anak juga memiliki kebutuhan untuk belajar disiplin, berkomitmen, dan menyelesaikan tugas seiring mereka beranjak dewasa. Jarang ada anak yang mengatakan, "Aku lelah beristirahat. Bolehkah aku mengerjakan latihan perkalian?"

Di sinilah, Anda perlu bertindak sebagai pelatih. Bantulah anak Anda melihat bahwa baik komitmen, investasi, latihan, maupun energi, semua itu akan diterjemahkan ke dalam suatu keahlian atau talenta. Berikan mereka pengalaman jangka panjang. Jangan biarkan mereka berhenti dari tim olahraga atau kegiatan lain dan pelajaran sebelum akhir musim, atau bahkan beberapa musim, kecuali ada masalah serius. Misalnya, seorang anak yang perilakunya sangat mengganggu hingga perilakunya merusak seluruh kerja sama tim, mungkin perlu dikeluarkan. Namun, ini tidak boleh diganti dengan menganggur di rumah dan menonton televisi. Waktu yang seharusnya dihabiskan dalam tim, seharusnya dihabiskan dengan melakukan pekerjaan rumah, membantu gereja, atau terlibat dalam olahraga tim lain yang di dalamnya perilaku anak tersebut tidak begitu negatif. Tapi, seorang anak yang hanya merengek kelelahan dari sebuah olahraga hanya harus diberi tahu, "Saya tahu, Sayang. Sulit untuk tetap berpegang pada komitmenmu. Tapi kamu mendaftar untuk olahraga ini dan kamu harus menyelesaikan olahraga ini, kamu harus menyelesaikannya untuk dirimu sendiri dan untuk tim."

3. Kembangkan Pula Kemampuan Dasar untuk Kehidupannya

Sementara Anda membimbing anak Anda dalam mempelajari penguasaan di bidang yang khusus, dia juga harus mendapatkan kompetensi dalam bidang kehidupan universal yang semua orang dewasa butuhkan, yaitu bidang-bidang seperti akademisi, pemecahan masalah, keterampilan sosial, bahasa, kebersihan dan kesehatan, serta perawatan rumah. Tetap jaga anak Anda seimbang dalam genggaman dan penguasaan di kehidupan dan pekerjaan. Jika dia berbakat di bidang tertentu, Anda memiliki kewajiban untuk memberikan tambahan dan sumber daya untuk mengembangkan bakatnya. Namun, jangan mengabaikan pertumbuhan keterampilan hidupnya. Kita semua telah mendengar cerita tentang anak ajaib yang tidak bisa mengelola, baik karier maupun kehidupan cintanya saat ia dewasa.

4. Pahami Peran Orang tua yang Berada di Belakang Layar

Pahamilah peran Anda dalam membantu anak Anda mengembangkan penguasaan dalam suatu bidang. Anda berada di belakang layar, menyediakan struktur baginya untuk mengalami pertumbuhan. Jagalah prestasi dan kompetensi Anda sendiri terpisah dari miliknya.
  • Jangan menjadi orang tua panggung, yang terlalu terlibat dalam kejayaan anak Anda karena kebutuhan Anda sendiri.
  • Jangan mengendalikan tingkat keberhasilan. Tetap mengikuti para ahli yang dapat membantu Anda untuk mengetahui cara mengantisipasi anak Anda.
  • Jangan memusatkan hidup anak Anda hanya kepada karunia-karunia yang dimilikinya. Pastikan ia memiliki banyak hal baik lainnya dan teman-teman. Jagalah kehidupan yang seimbang. Dia membutuhkan tempat untuk menjadi "anak biasa".
  • Jangan mengidealkan anak Anda. Dia masih bergelut dengan keegoisan, hak, ketidakjujuran, dan rasa tidak bertanggung jawab. Berikan kepadanya pengawasan realitas yang baik. Tetap berikan keanggunan dan kebenaran melalui hal-hal ini.
Membantu anak Anda menemukan dan bertumbuh dalam kompetensi baik di dalam kedua bidang khusus dan tugas-tugas kehidupan, merupakan sebuah panggilan yang agung. Teruslah membayangkan dia sebagai orang dewasa, di mana Anda menginvestasikan waktu untuk membantunya mempersiapkan diri memasuki dunia orang dewasa.

5. Kembangkan Talenta Sesuai Usia dan Tahapan Hidup Anak

Anak-anak selalu mengerjakan sesuatu. Mereka memiliki rencana Tuhan yang diarahkan untuk menguasai hidup. Berikut ini adalah beberapa pedoman umum untuk membantu Anda berfokus pada tugas sesuai dengan usia mereka.

Bayi: Mempelajari keterampilan dasar untuk bertahan hidup; berkembang secara fisik; merangkak; membedakan warna, wajah, dll.; belajar ritme siang hari dan malam hari; berkomunikasi dengan ibu.

Masa balita: Belajar jadwal dan aturan rumah; belajar untuk berbicara dan berinteraksi sosial; menguasai makan dengan peralatan yang tepat dan menggunakan toilet; belajar tentang hidup dengan cara bermain.

Anak sekolah: Menguasai kebiasaan sekolah seperti kemampuan verbal dan matematika, belajar, dan memerhatikan pelajaran di kelas; bermain olahraga dan terlibat dalam seni; melakukan tugas-tugas di rumah; bekerja sama dengan anggota tim dan bersaing melawan tim lain.

Masa remaja: Menguasai keahlian dan bidang minat, seperti sains, humaniora, atau studi sosial; menjajaki talenta dan karunia; bekerja di luar pekerjaan.

Perguruan tinggi: Mampu hidup sendiri; maju ke arah penguasaan berdasarkan nilai-nilai, minat, dan kemampuan.

6. Jangan Menciptakan Seorang Pecandu Kerja

Beberapa orang tua takut jika mereka memberi contoh, mengajak, dan menantang anak-anak bekerja, maka mereka akan menghasilkan seorang yang kecanduan kerja dan tidak memiliki kehidupan lain. Memang, ada pecandu kerja di luar sana. Namun, orang tua yang terlibat secara sehat tidak akan menyebabkan hal ini. Sering kali, kekurangan di bidang karakter lain akan menyebabkan anak untuk mengisi beberapa kekosongan dengan pekerjaan. Jika kasih sayang, tanggung jawab, dan realitas berada dalam perspektif yang tepat dalam pengembangan karakternya, kapasitas kerja akan menemukan tempat mereka sendiri di dalam diri seorang anak.

Pecandu kerja sering mendapat perhentian dari ketakutan mereka akan kedekatan, ketidakmampuan untuk mengasihi, masalah-masalah dalam menetapkan batas dengan orang lain, dan kecemasan tentang kegagalan. Ketika hal-hal ini terselesaikan, pekerjaan cenderung menjadi kurang penting dan lebih memuaskan bagi orang dewasa. Pekerjaan adalah hamba yang besar dan tuan yang malang.

Penguasaan pekerjaan adalah salah satu aspek yang paling berharga tentang membesarkan anak bagi orang tua karena memberikan kesempatan untuk melihat pertumbuhan yang terukur. Tapi anak yang bekerja tidak selalu berarti anak bermoral. (t/Jing Jing)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Judul asli buku: Raising Great Kids
Judul bab: Developing gifts and Talents
Penulis: Dr. Henry Cloud & Dr. John Townsend
Penerbit: Zondervan Publishing House, Grand Rapids 1999
Halaman: 139 -- 144

Tidak ada komentar:

Posting Komentar